Kondisi ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir mengalami banyak tantangan. Mulai dari inflasi, daya beli masyarakat yang menurun, hingga persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini tentu berdampak pada berbagai sektor, termasuk bisnis mainan.
Namun, fakta menunjukkan bahwa mainan tetap menjadi kebutuhan penting bagi anak-anak. Orang tua mungkin menunda pembelian barang sekunder, tetapi untuk mainan edukatif atau mainan yang menunjang tumbuh kembang anak, mereka tetap mengalokasikan anggaran. Inilah peluang bagi para pelaku bisnis mainan untuk terus bertahan bahkan berkembang.
Lalu, bagaimana cara menyiasati agar bisnis mainan bisa tetap survive, bahkan tumbuh di tengah kondisi ekonomi Indonesia saat ini? Berikut pembahasannya.
1. Fokus pada Mainan Edukatif dan Fungsional
Di era sekarang, orang tua semakin cerdas dalam memilih mainan untuk anak. Mereka tidak hanya mencari mainan yang lucu atau menarik, tetapi juga yang punya nilai edukasi.
Contoh mainan edukatif yang saat ini banyak dicari:
- Mainan Montessori
- Puzzle edukatif
- Mainan STEM (Science, Technology, Engineering, Math)
- Mainan berbahan ramah lingkungan
Dengan menyediakan produk yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak, bisnis mainan akan lebih relevan dengan kebutuhan konsumen.
Baca Juga : Tips Cara Memulai Bisnis Reseller Mainan Edukatif dari Nol
2. Terapkan Strategi Harga yang Fleksibel
Kondisi ekonomi yang fluktuatif membuat orang tua lebih selektif dalam membelanjakan uang. Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis mainan untuk menawarkan variasi harga.
Misalnya:
- Menyediakan paket bundling (contoh: beli puzzle + flash card dengan harga lebih hemat).
- Menawarkan diskon musiman (seperti saat libur sekolah atau akhir tahun).
- Membuat sistem membership agar pelanggan mendapat harga khusus.
Strategi ini membuat konsumen merasa mendapatkan nilai lebih, tanpa merasa terbebani.
3. Maksimalkan Penjualan Online
Bisnis mainan kini tidak bisa hanya mengandalkan toko offline. Platform online seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan TikTok Shop menjadi jalur utama konsumen untuk berbelanja.
Selain marketplace, media sosial juga bisa digunakan untuk memasarkan mainan, terutama dengan konten kreatif seperti:
- Video unboxing mainan.
- Review mainan edukatif oleh anak.
- Konten edukasi parenting yang disisipi promosi produk.
Dengan pemasaran digital yang konsisten, bisnis mainan bisa menjangkau konsumen lebih luas tanpa terbatas lokasi.
4. Utamakan Produk SNI dan BPA Free
Orang tua kini semakin sadar akan pentingnya keamanan produk untuk anak. Mainan berlabel SNI dan BPA Free menjadi daya tarik tersendiri, karena memberi rasa aman.
Menjual mainan dengan sertifikasi resmi juga akan meningkatkan kepercayaan konsumen, sehingga brand bisnis mainan Anda bisa bertahan lebih lama.
5. Bangun Komunitas Parenting
Salah satu strategi yang efektif untuk bertahan adalah dengan membangun komunitas. Misalnya dengan membuat grup WhatsApp atau Telegram khusus orang tua yang tertarik pada edukasi anak.
Di sana, Anda bisa berbagi tips parenting, ide permainan edukatif, hingga promo khusus. Dengan cara ini, bisnis mainan Anda bukan hanya tempat jual-beli, tetapi juga partner bagi para orang tua.
6. Diversifikasi Produk
Jika hanya menjual satu jenis mainan, risiko bisnis menjadi lebih besar. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan diversifikasi produk.
Contoh diversifikasi:
- Menjual mainan edukatif dari kayu lokal.
- Menambah kategori mainan STEM untuk anak usia sekolah.
- Menyediakan mainan bayi seperti teether BPA Free.
Diversifikasi akan membantu bisnis mainan tetap punya pasar meski ada perubahan tren.
7. Kerja Sama dengan Distributor Lokal
Untuk menekan biaya dan menjaga stok tetap stabil, pelaku bisnis mainan bisa menjalin kerja sama dengan distributor mainan anak lokal. Misalnya Beringin Toys yang menyediakan mainan edukatif buatan Indonesia. Selain harga lebih terjangkau, mainan lokal juga lebih cepat didapatkan tanpa harus bergantung pada impor.
8. Manfaatkan Tren Konten Viral
Saat ini, tren TikTok dan Instagram Reels sangat memengaruhi minat beli konsumen. Banyak mainan yang tiba-tiba viral dan langsung dicari oleh orang tua.
Pelaku bisnis mainan bisa memanfaatkan tren ini dengan cara:
- Membuat konten lucu tentang mainan.
- Memperlihatkan reaksi anak saat bermain mainan edukatif.
- Menggunakan hashtag populer untuk menjangkau lebih banyak audiens.
9. Berikan Layanan Purna Jual
Layanan tambahan seperti garansi mainan, layanan chat parenting, atau penggantian produk rusak bisa meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan pelayanan yang ramah dan responsif, konsumen akan merasa nyaman, bahkan merekomendasikan bisnis mainan Anda ke orang lain.
Kesimpulan
Di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang penuh tantangan, bisnis mainan tetap memiliki peluang besar. Kuncinya adalah memahami kebutuhan konsumen, terutama orang tua yang ingin memberikan mainan terbaik dan aman untuk anak.
Dengan menerapkan strategi seperti fokus pada mainan edukatif, memanfaatkan penjualan online, menjaga kualitas dengan produk SNI dan BPA Free, hingga membangun komunitas parenting, bisnis mainan bisa bertahan bahkan berkembang di era sekarang.
Mainan bukan sekadar hiburan, tetapi juga investasi dalam tumbuh kembang anak. Itulah alasan mengapa bisnis mainan masih sangat relevan, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.









